Derita Orang Gila di Penampungan RS Jiwa



Seakan tak ada tempat lagi bagi para penderita sakit jiwa di keluarganya. Meski sudah dinyatakan sembuh oleh pihak rumah sakit jiwa, kerabat tak lekas menjemput. Bahkan, ada keluarga yang sengaja tak ingin menjemputnya karena dianggap menjadi aib.

Banyaknya pasien jiwa yang tak dijemput oleh keluarganya,membuat pihak rumah sakit jiwa kewalahan untuk menampung mereka di ruang transit.

Seperti yang dialami RSJ Sambang Lihum, hingga kini di ruang transit mereka masih ada 78 pasien yang belum dijemput oleh keluarganya. "Sebagian dari mereka juga ada yang tidak tahu di mana keluarganya, karena diantar ke sini oleh Dinsos dan ditemukan di jalan," kata Direktur RSJ Sambang Lihum Dharma Putra.

Ia menuturkan, jika pasien yang sudah sembuh tidak ada yang menjemput atau lepas kontak dengan keluarganya. Maka akan dirawat di ruang transit sampai ada yang menjemputnya, atau hingga pasien ingat di mana keluarganya berada. "Kalau tak tahu di mana keluarganya, selamanya akan di sini hingga meninggal," ujarnya.

Bukan saja pasien yang tak punya keluarga yang dirawat hingga meninggal, beberapa pasien yang memiliki kerabat pun ada yang tinggal di rumah sakit sampai meninggal lantaran keluarganya menolak untuk merawatnya.

Dharma menceritakan, pernah ada seorang ibu menderita gangguan jiwa diantar oleh anaknya ke RSJ Sambang Lihum untuk dirawat. Ketika ibu itu sudah sembuh, ternyata anaknya menolak untuk menjemputnya.

"Karena tidak mau menjemput, pasien lalu diantar. Tapi anaknya tetap menolak dan menyerahkannya ke rumah sakit," ungkapnya.

Ia menambahkan, saat itu anaknya hanya memberitahukan bahwa ibunya beragama Islam. Jadi jika meninggal dunia dia meminta supaya ibunya dimakamkan layaknya orang Islam.
"Karena ditolak, ibu itu lalu dirawat di sini hingga meninggal dunia," tambahnya.(*)

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Derita Orang Gila di Penampungan RS Jiwa"

Post a Comment